Defisit? Nah… kalo yang satu ini saya yakin Anda pernah mengalaminya. Meski sekali seumur hidup (beruntungnya Anda…) atau bahkan sudah menjadi kebiasaan Anda setiap bulannya (kasiaaan deh lu). Biasanya kalau sudah terjadi defisit, mau tidak mau kehidupan Anda menjadi mantab alias makan tabungan.
Memang yang satu ini sangatlah sulit untuk dihindari. Karena pengelolaan keuangan merupakan satu ketrampilan yang tiap semua orang miliki. Tapi dengan artikel ini, diharapkan Anda dapat mengurangi kemungkinan terjadinya defisit pada keuangan Anda.
Solusi
Defisit, kalau menurut definisinya adalah suatu kondisi keuangan yang terjadi saat jumlah pengeluaran melampaui jumlah pendapatan. Untuk “memusnahkan” makhluk yang bernama defisit ini hanya ada tiga cara, yaitu:
- Menurunkan pengeluaran
- Meningkatkan pendapatan
- Melakukan keduanya
Yaah… kalo itu mah nenek-nenek juga tau! Memang ketiga cara tersebut tampaknya sederhana, namun aplikasinya sangatlah sulit. Setuju? Tentu saja… Anda kan pembaca yang baik. Tapi, itu hanyalah solusi yang Anda tahu, tapi tahukah Anda agar dapat melakukan salah satu solusi tersebut Anda harus melakukan beberapa persiapan? Tanpa adanya persiapan-persiapan tersebut, Anda akan mengalami banyak kesulitan dalam melakukan salah satu solusi tersebut.
Sebenarnya menarik untuk membahas ketiga topik di atas, tapi kayaknya bakal panjang, jadi saya bahas di sini persiapan-persiapan untuk menjalankan ketiga di atas.
Persiapan-Persiapan
Berikut adalah persiapan-persiapan yang Anda perlukan.
1. Kuatkan niat Anda
Bila Anda memang Anda ingin menghindari defisit, Anda harus kuatkan niat Anda. Karena yang akan Anda jalani akan mengurangi kenyamanan-kenyamanan atau aktivitas-aktivitas menyenangkan yang biasa Anda jalani sehari-hari. Memang, tidak sedrastis yang Anda bayangkan, tapi tetap saja Anda akan mengalami saat-saat yang menggoda Anda agar melakukan pengeluaran lebih agar Anda dapat melakukan aktivitas-aktivitas seperti biasanya. Bila niat Anda kuat, saya yakin Anda dapat menekan defisit keuangan Anda.
2. Tentukan strategi.
Memangnya hanya pertandingan atau perang saja yang perlu strategi? Untuk mengelola keuangan keluarga Anda agar tidak mengalami defisit juga perlu strategi. Anda harus menentukan langkah-langkah yang hendak Anda ambil agar tujuan utama Anda tercapai.
Untuk itu Anda harus menentukan tujuan-tujuan jangka pendek terlebih dahulu. Dengan adanya pemecahan tujuan jangka panjang menjadi beberapa tujuan jangka pendek, Anda akan menjadi lebih mudah dalam melaksanakannya.
Misalnya Anda hendak menurunkan pengeluaran Anda agar tidak mengalami defisit. Anda tahu bahwa ada beberapa pengeluaran Anda merupakan pengeluaran yang tidak perlu, misalnya nonton di bioskop setia minggu (ingat, ini hanya contoh lho...). Jadi tujuan jangka pendek Anda adalah mengurangi kebiasaan nonton di bioskop tiap minggu. Bila Anda telah terbiasa dengan menonton di bioskop, misalnya, sebulan sekali, tanpa terasa Anda telah mengurangi pengeluaran Anda.
3. Kenali hambatan-hambatan yang mungkin terjadi
Ada orang bijak yang mengatakan bahwa dengan mengenali kekuatan musuh, kita telah memenangkan setengah dari peperangan. Dia benar. Demikian juga dalam pembuatan strategi “pengentasan defisit”. Dengan mengetahui hambatan-hambatan yang mungkin terjadi, Anda dapat merencanakan berbagai solusinya.
Jangan sampai Anda telah setengah jalan dalam melaksanakan strategi Anda, lalu Anda menghadapi masalah yang cukup besar sehingga Anda memilih mundur dari pada menyelesaikan masalah tersebut.
Memang tidak semua masalah dapat kita perkirakan dari awal, setidaknya sebagian masalah tersebut sudah Anda antisipasi, sehingga jumlah masalah yang terjadi bisa dieliminir. Yang pasti Anda harus “Prepare for the worst, do for the best”. Cieee.... keren kan slogannya :)
4. Persiapkan keluarga Anda
Bila Anda masih single tentu tidak akan masalah. Karena semua penghasilan Anda akan Anda habiskan sebagian besarnya hanya untuk Anda sendiri. Yang repot kalau Anda telah double atau bahkan triple (berkeluarga) J.
“Gimana mau berhemat, kalau istri minta dibeliin macem-macem! Belum lagi Si Buyung dan Si Upik mau …..” Kurang lebih itu yang terlintas saat Anda baru memulai strategi pengurangan defisit Anda.
Oleh karena itu, jelaskan “program” Anda pada keluarga Anda. Terutama pada pasangan Anda (istri/suami). Saya yakin, bila Anda menjelaskannya dengan baik dan benar (kayak Bahasa Indonesia aja, ya?), pasangan Anda akan mendukung Anda. Dengan dukungan keluarga, semua akan berjalan lebih ringan. Bila Anda agak “tergoda”, ada yang dapat mengingatkan Anda. Itu hanya beberapa keuntungannya. Masih banyak lagi keuntungannya yang akan Anda dapatkan bila Anda telah mempersiapkan keluarga Anda.
5. Membuat anggaran
Ini merupakan satu langkah yang paling sulit. Karena Anda harus melakukan banyak kalkulasi. Tapi, tenang… cuman pakai tambah, kurang, kali dan bagi saja… Tidak ada hitung luas, volume atau bahkan menggunakan matematika kalkulus, kok…. J
Meskipun susah-susah gampang, namun banyak orang yang hendak mengelola keuangan keluarga yang gagal pada tahap ini. Kenapa? (lho... saya kok nanya ke Anda? Anda kan Cuma pembaca, penulisnya kan saya) Ini disebabkan karena mereka gagal mengenali pos-pos pengeluaran mereka. Sehingga banyak pengeluaran yang sebenarnya tidak masuk dalam anggaran mereka, tapi terpaksa harus dilakukan. Dan ini tidak terjadi satu atau dua kali saja, melainkan seringkali. Makanya, mereka jadi gagal.
Jangan khawatir, saya tidak menakut-nakuti Anda, kok. Hanya saja saya ingin menekankan pentingnya untuk mengenali pengeluaran-pengeluaran Anda serta pola-polanya, agar Anda tidak terjerumus dalam lubang kesalahan... hiii... serem...
Untuk mempelajari bagaimana membuat anggaran rumah tangga yang baik, Anda bisa baca artikel berikut ini.
6. Konsekuen dan konsisten
Dua kata yang hampir mirip ini harus Anda jalankan. Anda telah menentukan tujuan Anda dan jalan yang hendak Anda tempuh, maka Anda harus konsekuen dengan pilihan Anda. Anda jangan menjadi ragu. Anda harus yakin. Selama Anda yakin tujuan dan jalan yang pilih adalah benar, dan apalagi dengan dukungan keluarga, saya rasa tidak ada alasan bagi Anda untuk berhenti.
Meski Anda yakin dengan tujuan dan jalan Anda, bila Anda masih malas-malasan mengerjakannya, tentu strategi Anda tidak akan seefektif yang Anda rencanakan semula. Jangan sampai di tengah perjalanan Anda jadi malas, kemudian semangat, lalu malas lagi... Karena itu Anda harus konsisten dalam melaksanakannya. Tidak boleh patah semangat. Ingat, yang Anda lakukan adalah demi kepentingan keluarga.
7. Berdoa
Apalah kita, manusia, kalau kita dibandingkan dengan Sang Pencipta. Pepatah mengatakan, manusia berusaha, tapi Tuhan yang menentukan. Memang, kalau kita sudah berusaha habis-habisan, tapi bila Tuhan menghendaki yang lain, apa boleh buat. Karena itu, sebagai umat beragama, kita tidak boleh lupa, bahwa kita harus terus berdoa agar segala usaha dan upaya kita diridhai-Nya. Amin.
Penutup
Bila ketujuh poin di atas telah Anda lakukan, sudah saatnya Anda melaksanakan salah satu solusinya, baik itu menurunkan pengeluaran, meningkatkan pendapatan atau melaksanakan keduanya.
Semoga Anda berhasil “mengentaskan defisit” dari kehidupan Anda...